BANNER IKLAN ANDA
Advertise
Advertise
Advertise
Advertise
Bicara Apa Adanya Berdasar Fakta
Selamat Datang Di Berita Masyarakat Online. Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Senin, 12 April 2010

President Karzai Di Kecam


Berita-Kandahar.


Para pemimpin suku di kota Kandahar, Afghanistan selatan mengecam keras presiden Hamid Karzai dalam masalah keamanan dan korupsi.
Dalam kunjungan yang jarang dilakukan itu, para pemimpin suku mengatakan tidak banyak orang yang berani masuk Tentara Nasional Afghanistan karena takut akan dibunuh oleh Taliban.
Wartawan BBC di Kandahar mengatakan dalam pertemuan yang berlangsung sengit itu para pemimpin suku juga menuduh presiden Karzai gagal mengatasi korupsi dan nepotisme.
Karzai kemudian memberikan jaminan bahwa para kepala suku akan diajak berkonsultasi sebelum pasukan Amerika Serikat dan NATO melancarkan serangan terhadap Taliban. Terang Karzai sebagaimana dikutip dari situs berita BBC (4/4).
Presiden Karzai berkunjung ke Kandahar bersama Komandan pasukan Amerika dan NATO, Jenderal Stanley McChrystal dalam rangka mempersiapkan serangan besar berikutnya di kawasan selatan Afghanistan.
Namun tampaknya keduanya menghadapi tugas besar.

Dalam pertemuan suku pertama itu, para pemimpin satu persatu mengungkapkan kemarahan dan melancarkan tuduhan.
Mereka mengeluh mengenai korupsi di dinas kepolisian, penyuapan para pejabat dan keadaan yang tidak aman.
"Katakan apa yang ada di dalam hati anda," desak presiden dalam bahasa Pashtun.
"Saya tidak bisa," seorang kepala suku menjawab dengan keras. "Saya akan dibunuh oleh teroris," katanya mengacu pada Taliban yang kuat di daerah itu.
Pesan yang didapat dari pertemuan yang diikuti oleh sekitar 1.500 anggota suku itu adalah bahwa mereka belum siap bagi operasi militer besar dalam waktu dekat.
Presiden Karzai menegaskan bahwa operasi tidak akan dilancarkan tanpa dukungan mereka.
Ia mengakui bahwa banyak hal perlu diperbaiki lebih dulu.
Pesan yang jelas dikumandangkan adalah pemerintah Presiden Karzai menjadi masalah bagi warga setempat seperti halnya Taliban. (bbc/aan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar