BANNER IKLAN ANDA
Advertise
Advertise
Advertise
Advertise
Bicara Apa Adanya Berdasar Fakta
Selamat Datang Di Berita Masyarakat Online. Terimakasih Atas Kunjungan Anda

Selasa, 08 Februari 2011

Ikhwanul Muslimun Ancam Gagalkan Dialog
Kairo -Presiden Amerika Serikat Barack Obama boleh optimis bahwa pertemuan antara pemerintah Mesir dengan kelompok oposisi di Kairo, Senin (7/2), dapat memecahkan krisis di sana."Jelas pemerintah Mesir telah membuat sebuah perkembangan yang baik," ujar Obama kepada para wartawan di Washington.Namun kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Demonstrasi kian keras menentang pemerintahan Husni Mubarak hingga penguasa Mesir selama 30 tahun itu mundur. Bahkan para pengunjuk rasa, kini, memasang barikade tenda di jalan menuju Tahrir Square, jantung kota Kairo. Sedangkan para pemuda menolak ambil bagian dalam dialog politik dengan pemerintah dan oposisi.Sebelumnya, Ahad (6/2), Wakil Presiden Omar Suleiman mengadakan pertemuan dengan kelompok oposisi termasuk Ikhwanul Muslimin, oposisi terbesar di Mesir yang dilarang sejak 1954. Dalam pertemuan tersebut disepakati beberapa hal yaitu, kebebasan pers dan memberikan porsi kepada oposisi ikut dalam pembentukan pemerintahan. Tetapi, hasil ini dianggap belum cukup.Oposisi meminta adanya amandemen undang-undang agar pemilihan presiden dilaksanakan secara bebas dan terbuka, pembatasan masa jabatan presiden, pembubaran parlemen, pembebasan tahanan politik, serta mencabut hukum darurat."Kami sedang menghitung situasi dan mempertimbangkan dialog secara menyeluruh," kata juru bicara Ikhwan, Essam el-Erian, kepada Reuters."Kami akan mempertimbangakan, apakah empat hal yang kami sampaikan direspon pemerintah hingga Muabarak mundur,'" tambahnya.Mubarak, 82 tahun, kendati mendapatkan tekanan keras dari dalam dan luar negeri agar mundur dari jabatannya tetap menolak permintaan tersebut. Pemimpin negeri Firaun ini berjanji akan mengakhiri jabatannya hingga pemilihan presiden September mendatang. Menurutnya, jika dia mundur sekarang ini, maka akan terjadi kekacauan di hampir seluruh negara-negara Arab. Kini, Mubarak mengulur-ulur waktu hingga pemilihan presiden. sumber tempo